“ Sesungguhnya diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barangsiapa berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya (akan diterima) sebagai hijrah karena Allah dan Rasul-Nya dan barang siapa berhijrah harena dunia yang akan ia peroleh atau wanita yang hendak dinikahinya, maka ia akan mendapati apa yang ia tuju. ( H.R Bukhori dan Muslim).
Bro,,, hadits di atas menjelaskan bahwa niat adalah sesuatu yang dapat membedakan arah/tujuan suatu amal (perbuatan), apakah amal itu bernilai ibadah atau bukan, bisa saja misalkan Si Fulan dan Si Fulanah sama-sama berhijrah dengan Nabi Saw, Si Fulanah hijrah semata mata karena Allah dan Rasul-Nya dan ia akan mendapatkan pahala atas hijrah tersebut, namun Si Fulan beda lagi, dia hijrah karena memang di sana (Madinah) ada si doi yang cantik yang segera dipersuntingnya, maka ia tidak mendapatkan pahala hijrah, ia hanya mendapatkan yang ia niatkan ( si cewek yg akan dinikahinya). Beuuuuh rugi banget tuh Si Fulan sudah cape-cape jalan ratusan kilometer dari Mekkah ke Madinah namun ia tidak mendapatkan pahala dari hijrahnya yang begitu besar, sedangkan bagi orang-orang yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, maka merekalah orang-orang yang sangat beruntung bagi mereka disediakan pahala yang buaaaanyak banget.
Begitupun kita-kita ini sebagai pelajar yang budiman (santri) kita jangan mau dan sudi amal soleh kita, belajar kita jadi sia-sia alias di tolak bin nggak diterima oleh Allah. Loh koq bisa amal soleh nggak diterima ? oooh tentu karena amalan yang dikerjakan seorang tidak semuanya diterima dan dibalas dengan pahala, adapula amalan yang ditolak dan bahkkan nanti di akhirat pahalanya entah kemana, ia tak mendapatkan pahalanya (duh rugi bangeeet!!) Siapa coba orang yang merugi kayak gitu???? Ya dialah orang yang mengerjakan amal sholeh karena ria (pamer n ingin dipuji). Bro….. ria adalah suatu yang berbahaya (very-very danger) bahkan Rasulullah menyatakan bahwa ria adalah syirkul ashgor dan termasuk dosa dan bisa menyebabkan si pelaku masuk neraka (wuiiih ngeri juga !!!) Rasulullah saw bersabda:
“ Banyak orang yang berpuasa dan ia tak mendapatkan apaapa dari puasanya kecuali lapar dan dahaga.” Yakni jika dia mengerjakan amal bukan karena Allah maka ia tidak akan mendapatkan pahala puasanya.
Para Hukama (ahli hikmah) ngibaratin orang yang beramal sholeh/ketaatan karena ria dan sum’ah adalah seperti orang yang pergi ke pasar dan memenuhi kantongnya dengan kerikil, kemudian orang-orang memujinya” Busyeet banyak banget pulus loe…..! mantap..” manfaat apa yang ia peroleh?? Sungguh nggak ada manfaat yang ia peroleh kecuali pujian dan sanjungan dari orang-orang, dan ketika ia ingin membeli sesuatu, tentu ia tidak bisa mendapatkan barang yang ia inginkan, begitupun orang yang beramal karena ria (pamer n ingin dipuji) maka ia tak memperoleh manfaat kecuali pujian dan sanjungan dari manusia dan baginya tak ada pahala di akhirat. Allah swt berfirnan:
Ya’nii (ngikut gaya Syeikh githu lho) seorang yang melakukan amal bukan karena Allah akan menjadikan amalan tersebut tidak sah dan bagaikan debu yang berterbangan di tiup angina (wuuus). Oh iya bro apa aja sih cirri-ciri orang yang ria itu? Sahabat Ali r.a menuturkan: “Orang-orang yang ria itu dapat diketahui dari 4 ciri:
1. Malas-malasan ketika ia sendiri
2. Rajin ketika banyak orang di sekelilingnya
3. Ketika mendapatkan pujian amalannya menjadi meningkat
4. Ketika dicela amalanya menjadi menurun
Truzz bagaimana donk supaya amal sholeh kita diterima Allah SWT dan kita mendapatkan pahalanya ??. ada sebuah mau’udzoh (nasihat) yang bagus dari seorang ulama jadul (salaf) Syaqiq bin Ibrohim ia menuturkan: ada 3 perkara yang akan menjadi benteng amal (penjagaan dari ria dll)
1. Ketahuilah bahwa amal shileh yang kita lakukan itu adalah taufiq dari Allah, kalo bukan karena
taufiqn-Nya, tentu kita tidak mampu untuk mengerjakan amal sholeh tersebut.
2. Hendaklah dalam mengejakan amal tersebut karena mengharapkan ridho Allah, jika amalan yang akan kita kerjakan diridhoi Allah maka kita kerjakan jika Allah tidak risho, maka kita tinggalkan.
3. Hendaklah dalam mengerjakan amal itu karena menuntut pahala dari Allah SWT,dalam artian amal itu ikhlas (murni) karena Allah SWT.
Mudah-mudahan Allah memberikan taufiq dan hidayah-Nya sehingga kita senatiasa dapat beribadah kepada Allah SWT dengan ikhlas, amiin.
Nb: Taufiq adalah bantuan dari Allah kepada seorang hamba sehingga hamba tersebut mampu mengerjakan ketaatan kepada Allah.