Apakah cinta itu adalah naluri alami yang ditetapkan Allah bagi manusia? Apakah manusia dapat menjalani hidup tanpa cinta? apakah manusia tidak memerlukan cinta? Dapatkah ia hidup tanpa mencintai dan dicintai? Dapatkah hal itu terjadi? tentu tidak mungkin!!
Tak seorang pun yang dapat hidup tanpa cinta. Inilah fitarah (sifat bawaan). Ini naluri, insting, watak, tabiat. Kalau Allah tidak menciptakannya pada diri kita, maka tidak ada harapan bagi manusia untuk bertahan hidup dan berkembang biak (mempertahankan kelangsungan hidup).
Naluri atau insting adalah salah satu factor alam semesta ini yang terus berjalan. Jadi tidak mungkin kita berfikir untuk memaksakan naluri, tidak mungkin kita mematikan fungsi naluri ini dalam hidup kita dan tidak mugkin pula kita bersikap bodoh dan berpura-pura tidak tahuketika kita memperbincangkan masalah ini.
Sebagian orang mengira bahwa karena kita berbicara dalam bingkai agama, maka tidak ada yang namanya cinta. Tentu saja, ini merupakan pola pikir yang keliru dan tidak tepat.
Naluri diciptakan ketika awal kehidupan, sejak diciptakan Adam as. Hadis Nabi menyebutkan bahwa ketika masuk surga, Adam merasa kesepian. Artinya, meskipun hidup di surga ia merasakan ada sesuatu yang kurang.
Ia merasa bahwa dirinya membutuhkan Hawa. Patut dicatat, ungkapan ini bukan sekedar imajinasi, khayalan belaka, namun benar-benar bersumber dari hadis Nabi saw. Ketika Adam tidur, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuknya. Adam pun terbangun dan mendapati Hawa telah berada di sisinya.
Tak seorang pun yang dapat hidup tanpa cinta. Inilah fitarah (sifat bawaan). Ini naluri, insting, watak, tabiat. Kalau Allah tidak menciptakannya pada diri kita, maka tidak ada harapan bagi manusia untuk bertahan hidup dan berkembang biak (mempertahankan kelangsungan hidup).
Naluri atau insting adalah salah satu factor alam semesta ini yang terus berjalan. Jadi tidak mungkin kita berfikir untuk memaksakan naluri, tidak mungkin kita mematikan fungsi naluri ini dalam hidup kita dan tidak mugkin pula kita bersikap bodoh dan berpura-pura tidak tahuketika kita memperbincangkan masalah ini.
Sebagian orang mengira bahwa karena kita berbicara dalam bingkai agama, maka tidak ada yang namanya cinta. Tentu saja, ini merupakan pola pikir yang keliru dan tidak tepat.
Naluri diciptakan ketika awal kehidupan, sejak diciptakan Adam as. Hadis Nabi menyebutkan bahwa ketika masuk surga, Adam merasa kesepian. Artinya, meskipun hidup di surga ia merasakan ada sesuatu yang kurang.
Ia merasa bahwa dirinya membutuhkan Hawa. Patut dicatat, ungkapan ini bukan sekedar imajinasi, khayalan belaka, namun benar-benar bersumber dari hadis Nabi saw. Ketika Adam tidur, Allah menciptakan Hawa dari tulang rusuknya. Adam pun terbangun dan mendapati Hawa telah berada di sisinya.
“Siapa engkau?,” Tanya Adam.
“Aku seorang wanita.”
"Siapa namamu?”
“Hawa.”
“Mengapa engkau diciptakan?”
“Agar engkau merasa senag kepadaku.”
Artinya, Hawa menjadi symbol ketentraman, agar engkau merasa senang kepadaku, agar engkau menyukaiku, bukan karena Hawa menjadi budaknya atau miliknya. Maksudnya, hai adam dan semua kaum Adam di muka bumi ini sampai hari kiamat, kalian tidak akan merasa senang, merasa tentram kecuali ada Hawa di sisimu. Inilah Agama kita, Islam kita, dan pemahaman kita tentang agama ini.Anehnya dalam kitab-kitab samawi dan kitab selain samawi dalam agama lain menggambarkan wanita seakan-akan bukan dari jenis manusia, atau yang memiliki martabat yang rendah dan berada di bawah kaum laki-laki.
Ada juga yang memandang wanita(Hawa) sebagi biang keladi kemaksiatan Adam dan menjadi penyebab turunnya adam ke bumi, menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas kesedihan adam memakan buah khuldi. Akan tetapi, sebenarnya alquran tidak pernah menyebutkan hal ini. Sebaliknya Al-quran memposisika kedua orang (Adam dan Hawa) derajat dan tanggung jawab yang sama. Allah berfirman: “ Maka setan membisikan pikiran jahat kepada keduanyauntuk menampakan kepada keduanya apa yang tertutup bagi mereka yaitu auratnya dan setan berkata, ‘Tuhan engkau tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya engkau berdua tidak menjadi malaikat atau menjadi orang yang tidak kekal (dalam surga).” ( Q.S Al- A’rof : 20)
Ayat-ayat tentang kisah Adam dan Hawa ini tidak menyebutkan bahwa iblis hanya menertawakan dan menipu Hawa saja, tetapi Iblis menggelincirkan keduanya, membisiki keduanya, sekali lagi keduanaya, liat aja domir (kata ganti) yang dipake adalah mutsanna ghooib (Humaa). Dengan demikian, tanggung jawab ini harus dipikul keduanya.
Sejumlah atsar dan kisah kaum-kaum terdahulu (al-shabiqin) mengisahkan bahwa Adam turun di India sementara Hawa turun di Jeddah. Barangkali disinilah munculnya nama Jeddah Al-Kubra (nenek tertua) anak cucu Adam.
Dikisahkan juga bahwa Adam terus saja mencari Hawa hingga akhirnya kedua orag ini bertemu di gunung Arafah, kalau diperhatikan bahwa arafah dekat ke Jeddah daripada India. Jadi Adam-lah yang merasa sangat lelah dan paling banyak mencari Hawa sampai ke Arofah!!!
Sebenarnya, dalam sejumlah penafsiran dapat ditemukan sebuah ungkapan yang sangat indah. Materi ini mengandung ketenangan, bukan beban yang menghimpit seperti yang dipandang sebagian orang. Al Qurthubi menyebutkan bahwa para malaikat bertanya kepada Adam, “Apakah engakau mencintai Hawa?” Adam menjawab “Ya.” Para malaikat kemudian bertanya kepada Hawa, “Apakah engkau mencintai Adam?”. Ia menjawab “Tidak.” Padahal, dalam hatinya tersimpan rasa cinta yang jauh lebih besar dari pada rasa cinta yang dimiliki Adam! Aku menceritakan hal ini agar kita dapat menyebutkan bahwa insting atau naluri mencintai muncul sejak penciptaan Adam dan Hawa.
Terinspirasi dari buku "Ya Allah Taburkan Cinta Pada Kami......"
Artikel Terkait
cinta
- Ini Dia Jenis-Jenis Cinta Dalam Al-Quran
- Belum Juga Menikah, Ini Beberapa Alasannya
- Perintah Dan Anjuran Menikah dalam Islam
- Hukum Pacaran atau Berpacaran
- Cinta Pada Masa Pacaran
- 9 Filsafat Cinta
- 10 Tips Penghangat Cinta
- Definisi atau Arti Cinta
- Galau Karena Jodoh
- Cantik Sih, Tapi..
- 13 Sifat Perempuan Yang Tidak Disukai Laki-Laki
- Indah Pada Waktunya
- Kisah Indah Wanita Yang Romantis
- Cinta Yang Positif
- Sedikit Fakta Tentang Cinta
- Seruan Islam Untuk Menikah
- Mereka Seperti Boneka
- Dampak Positif dan Negatif dari Pernikahan Dini
- Mencintai Itu Keputusan
- Cinta Sejati
- Pentingnya Harapan
- Istri Yang Sholihah
- Hubungan Cinta dan Motivasi
- Saling UP GRADE dengan CINTA
Info
- Pendaftaran Beasiswa S1 S2 S3 Turki Dibuka
- Beasiswa Turki 2015
- Awas Bahaya Facebook
- Mari Kenali Indonesia
- Taqlid dan Ijtihad
- Ilmu dalam Al-Qur'an
- Ilmu Tasawuf
- Ada Apa dengan Wahabi?
- Sifat‑sifat Khawarij
- Cinta Sejati
- Hubungan Niat dan Amal
- Pikiran Positif dan Negatif
- Hidup Adalah
- Melawan Diri Sendiri
- Pentingnya Harapan
- Pesantren
- Siapa Saya ? Who am I ? من انا ?
- Dialog Santai Tentang "Dimana Allah?" di Facebook
- ILMU AGAMA AKAN BERANGSUR-ANGSUR HILANG
- Pengaruh Negatif Facebook
- Khasiat Tersenyum ^_^
santri
- Penilaian Kognitif, Afektif dan Psikomotorik
- Makan Berjamaah Ala Santri
- Pesantren, Santri dan Kebodohan
- Urgensi Niat dengan Ikhlas
- Makna "Istiwa"
- Antara Sunnah dan Bid'ah
- Hukum Melafadzkan Niat
- Mengapa Anda Belajar Bahasa Arab?
- Arti Kata Santri
- Definisi Pondok Pesantren
- Studi ke Luar Negeri, Kenapa Tidak ?
- Dialog Bersama Salafy
- 12 Bidang Ilmu
- Mencari Ridho Allah
- The meaning of " Inna Lillahi Wa Inna Ilaihi Raaji'oon"
- Wallpaper Ramadhan [Click Zoom Photos]
- Ilmu Tasawuf
- Hubungan Niat dan Amal
- Pikiran Positif dan Negatif
- Melawan Diri Sendiri
- Ilmu Nahwu dan Shorof
- Pesantren
- Siapa Saya ? Who am I ? من انا ?
- Makna Kata "Santri"