Tuesday 21 June 2011

12 Bidang Ilmu

Dalam dunia Pesantren, khususnya Pesantren Salaf (baca:Tradisional), keilmuan seseorang sudah bisa dikatakan mapan ketika dia sudah mempelajari dan menguasai 12 bidang ilmu. Setiap pesantren dengan pesantren lainya mempeunyai kurikulum masing-masing yang munkin berbeda sesuai dengan nilai historis pesantren tersebut. Penulis mendapatkan 12 bidang ilmu itu yang dikemas dalam Bahar Basith (syair arab ):
Nadhm (bait sya’ir) tersebut adalah:
Shorfun Bayanun Ma’ani Nahwu Qofiyatun # Syi’run Arudlun Isytiqoqun Khottun Insyaau
Munadhoroh wa tsani ‘asyruha Lughot # tilkal ‘ulumu laha adabul asmaau


1. Shorfun = Shorof
Ilmu ini membahas tentang morfologi suatu kalimah (kata) dalam bahasa arab. Perubahan dari satu bentuk ke bentuk yang lain untuk menghasilkan ma’na yang dimaksud. Contoh dari Fi’il Madli (kata kerja lampau) ke bentuk Fi’il Mudlori’ (kata kerja sekarang dan mendatang), Mashdar (kata benda), Isim Fa’il (pelaku/subyek), Isim Maf’ul (kata benda objek), dan lainnya. Kitab Panduan yang digunakan biasanya Matan Bina, Kailany, Fathul Khobirul Latif, Nadhm Maqshud, dan Lamiyatul Af’al.
2. Bayanun = Bayan
Lebih sukar dari ilmu Shorof, ilmu ini membahas tentang majas dan perumpaman dalam bahasa arab. Seperti halnya ilmu Shorof, ilmu ini juga hanya membahas satu kalimah (kata) tanpa melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya dalam penggunaan lafadh Ashobi’ahum dalam ayat Yaj’aluun Ashobi’ahum fi adzaanihim dalam surat Al Baqoroh. Kata ashobi’ahum tersebut tidak dima’nai sebagai “jari-jari mereka”, tapi dima’nai sebagai “ujung jari-jari mereka”. Karena gak mungkin toh memasukkan jari ke telinga, yang mungkin memasukkan ujungnya saja. Dalam ayat tersebut, ilmu Bayan menamainya dengan nama Majas, sering disebut termasuk bab min ithlaaqil kul wairodatil juz , yang disebutkan adalah bentuk keseluruhan (jari-jari), tapi yang dimaksud adalah sebagian (ujung jari-jari). Atau dalam kalimat roaitu asadan, asadan dalam ma’na aslnya adalah singa adapun dalm konteks ini asad berma’na pemuda yang gagah. Pemuda di ibaratkan singa karena ada kesamaan dalam hal gagah.
3. Ma’ani = Ma’ani
Mirip dengan ilmu Bayan, ilmu ini juga terasa lebih sukar (kalo belajrnya serius mah insyaallah bisa ). Pembahasan ilmu ini lebih ke penambahan ma’na yang timbul karena terjadi perubahan susunan kalimah bahasa arab. Jadi, ilmu ini tidak hanya membahas satu kalimah saja, tapi melihat hubungannya dengan kalimah yang lain. Misalnya pembuangan Mubtada dari struktur Mubatada Khobar dalam bahasa arab. Salah satu ma’na yang timbul adalah untuk Memuliakan objek yang ditunjuk oleh Mubtada tersebut.
4. Nahwu = Nahwu
Ilmu ini mungkin yang lebih sering terdengar berpasangan dengan ilmu Shorof. Biasanya orang bilang ilmu Nahwu Shorof. Memang fenomena itu sudah dari dulu diungkapkan oleh ulama dahulu. Para ulama bahkan menyebutkan bahwa As Shorfu Ummul ‘Ulum wa Nahwu Abuha. Ilmu Shorof adalah ibunya segala ilmu dan Ilmu Nahwu adalah bapaknya. Ilmu ini membahas gramatikal bahasa arab seperti bagaimana status jabatan kalimah (kata) dalam suatu kalam (kalimat). Apakah dia menjadi Fa’il (pelaku/subjek), Maf’ul (objek), Na’at (sifat), dan lainnya. Seperti halnya ilmu Ma’ani, ilmu ini otomatis membahas keterkaitan suatu kalimah dengan kalimah yang lainnya. Contohnya lafadh Ar Rohman pada bacaan basmalah adalah Na’at dari lafadh Jalalah (Allah).
5. Qofiyatun = Qofiyah Fan (ilmu) ini mengatur bagaiman ujung satar awal harus sama dengan ujung satar tsani dalam suatu bait. Satar adalah potongan setengah bait dari suaatu nadhm. Misalnya kita punya suatu Nadhm
Al Hamdulillahil ladzi qod waffaqo # Lil ‘ilmi khoiro kholqihi wa lit tuqo
Dari bait di atas, satu satar adalah dari Al Hamdulillah sampai waffaqo. Yang saya contohkan adalah Bahar Rojaz dimana satar awal harus sama rimanya dengan satar Tsani. Tapi, di bahar yang lain ketentuan itu berbeda.
6. Syi’run = Syi’ir
Ilmu ini membahas tentang bagaiman cara membuat suatu Syi’iran tentunya dalam bahasa arab. Penulis tidak bisa menctohkan karena belum pernah mengkaji ilmu ini.
7. ‘Arudl = ‘Arudl
Nah, tadi kita sedikit menyinggung masalah bahar. Dalam ilmu inilah istilah Bahar itu dipelajari. Bagaimana suatu nadhm bisa disusun dengan menggunakan enam belas bahar yang sudah ada. Salah satu kitab yang penulis tahu adalah Mukhtashor Syafi.
8. Isytiqoqun = Isytiqoq
Pencetakan suatu lafadh dari lafadh yang lain adalah objek kajian ilmu ini. Jika kita ingin tahu, sebenarnya lafadh Allah-pun dicetak dari lafadh Ilahun setelah melalui perubahan-perubahan. Demikian pula dengan lafadh-lafadh yang lain.
9. Khottun = Khot
Tulisan bahasa arab pun ada tata cara penulisannya. Nah, tata cara penulisan tersebut menjadi kajian ilmu ini. Dalam bahasa arab ada standar tujuh jenis tulisan, yaitu Naskhi, Kufi, Tsulusi, Riq’ah, Diwani, Diwani Jali, dan Farisi. Kitab yang penulis tahu, belum ada yang membahas ilmu ini.
10. Insyaau = Insya
Ilmu ini membahas bagaiman membuat suatu kalam (kalimat) yang benar dalam bahasa arab. Biasanya latihan ilmu ini adalah dengan menyusun kalam dari runtutan kalimah yang sembarang.
11. Munadhoroh = Munadhoroh
Kadang kala kita perlu ber-Munadhoroh (argumen) dengan pendapat orang lain. Nah, supaya argumen yang diungkapkan sesuai dengan aturan, dibuatlah ilmu ini.
12. Lughot = Lughot
Ilmu ini membahas tentang mufrodat (kosa kata) dalam bahasa Arab. Semisal vocabulary dalam bahasa Inggris.


Nah, itulah versi 12 fan ilmu yang biasa didalami di pesantren salaf. Jika ada yang pernah mendengar versi yang lain, silakan ditulis coment. Tidak hanya ilmu itu yang harus kita pelajari, masih banyak dan tidak akan bisa hitung jumlah ilmu yang harus kita pelajari khususnya di bidang agama Islam. Semoga Allah meng-Istiqomah-kan kita agar tetap setia menjadi Thoolibul ‘Ilmi. Karena keutamaan yang Allah tawarkan sangatlah besar bagi orang pencari ilmu.
Wallahu a’lam.
Artikel Terkait

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...