Penulis terkenal Doug Hooper pernah menyatakan "You are What You Think" dalam bukunya yang berjudul sama "you are what you think", seraya ia mengambil sebuah kesimpulan bahwa pendapat kita tentang ihwal\keadaan diri kita sendiri, termasuk masalah keberhasilan dan kegagalan adalah satu hal yang akan menjadi kenyataan.
Hal senada juga diungkapkan oleh Stephen R. Covey dalam bukunya "The 7 Habits of Highly Effective people" ia menyatakan bahwa kita melihat dunia, sesungguhnya bukan sebagaimana dunia adanya, melainkan sebagaimana kita adanya atau sebagaimana kita mengkondisikan diri untuk melihatnya.
Seseorang dapat saja merasa selamanya hidup gagal, atau mencap dirinya seakan terlahir dengan perasaan sudah sepantasnya menjadi manusia sial, pecundang, atau gagal. Namun perlu diketahui bahwa pandangan ini sesungguhnya lahir dari sikap diri negatif yang mendorong untuk melihat diri dan dunia luar dengan kaca mata kuda yang gelap dan satu arah, sehingga ia hampir tidak bisa melihat sisi pandang lain secara jernih sekalipun sebenarnya yang ia pandang adalah sesuatu yang positif atau memiliki unsur positif.
Apa yang kita pikirkan memang sangat mempengaruhi hasil yang akan kita peroleh. Seperti pernah dikatakan Dale Carnegie dalam bukunya : “Ingatlah kebahagiaan tidak tergantung pada siapa dirimu dan apa yang kamu miliki tetapi tergantung pada apa yang kamu pikirkan.”
Dan dalam buku La Tahzan ( Jangan Bersedih ) yang ditulis oleh Dr. Aid Al Qarni, beliau menyatakan :
“Apakah anda menginginkan kebahagiaan yang sesungguhnya? Tidak usah jauh-jauh anda mencarinya, karena kebahagiaan itu ada pada diri anda sendiri. Ia terdapat pada pikiran positif dan kreatif, khayalan yang indah kemauan yang optimis, dan hati yang selalu memancarkan kebaikan.”
Ada sebuah hadits Qudsi yang menerangkan kepada kita bahwa Allah senantiasa menurut pandangan dan prasangka hamba-Nya. " ana 'inda dzonni 'abdii bii" :
فقد قال عليه الصلاة والسلام { قال الله عز وجل أنا عند ظن عبدي بي وأنا معه حيث ذكرني } الحديث رواه البخاري ومسلم من حديث أبي هريرة .
Rasulullah sholallohu'alaihi wasallam telah bersabda; Allah azza Wajalla berfirman: "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku. Aku bersamanya setiap kali ia mengingat-Ku. (hadits yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Muslim, dari Abu Hurairah rhadiallohuanhu)
bahkan dalam islam berprasangka baik dan berfikiran positif adalah ibadah bahkan sebaik-baik ibadah.
وأخرج أبو داود وابن حبان في صحيحه عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم { من حسن الظن العبادة } ورواه الترمذي والحاكم بلفظ { إن حسن الظن بالله من حسن عبادة الله }
"Imam Abu Daud dan Ibnu Hibban dalam Kitab Shahihnya meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah radhiallohu'anhu, dari Nabi Shalallohu'alaihiwasallam : Berprasangka Baik adalah sebagian dari ibadah, dan Imam Tirmidzi dan Hakim meriwayatkan dengan lafadznya: sesungguhnya berprasangka baik kepada Allah adalah termasuk sebaik-baik ibadah kepada Allah.
Demikian luar biasa efek dari berfikiran positif dan betapa sangat diperlukan dan bermanfaatnya kekuatan itu dalam kehidupan sehari-hari. Berpikir positif akan menjadikan kita manusia yang selalu pandai bersyukur, menjadi penyabar dan tahan atas segala musibah sehingga semua perkara selalu baik adanya. Ketika kita mendapat anugerah, pikiran kita akan selalu mengatakan “ya Tuhan, telah kau limpahkan nikmat-Mu yang sangat banyak, betapa bersyukurnya aku sebagai hamba-Mu” dan saat ditimpa musibah akan mengatakan “tentu selalu ada hikmah di balik cobaan yang Engkau berikan, aku akan selalu sabar dan bertawakal. Saya yakin semuanya akan baik-baik saja nantinya.”
intinya jika kita berprasangka buruk kepada Allah maka hasil buruklah yang akan terjadi, sebaliknya jika kita berprasangka baik alias positif maka hasil baiklah yang akan diraih, saya menyebutkan penulis-penulis barat dan memunculkan perkataan mereka bukan berarti mengesampingkan para ulama islam, namun saya ingin menjabarkan bahwa mereka (barat) biasa dapat menyimpulkan hal tersebut belakangan ini ketika abad ilmu pengetahuan berkembang pesat, namun Nabi kita Muhammad sholallohu 'alaihi wasallam telah bersabda di dalam hadits qudsi diatas 14 abad yang lalu, bahwa positif dan negatif itu tergantung kita, tergantung prasangka kita, subhanallah.... Maha Benar Allah dan Rasul-Nya.
Be positive people for better life :)
semoga bermanfaat,,,,,
ditulis di damaskus 2012