Pesantren atau kata yang lebih lengkap dan populer sering disebut pondok pesantren (Ponpes) adalah sebuah kata yang berasal dari santri dengan awalan pe- dan akhiran -an yang berarti tempat tingagal santri sebagaimana salah satu makna dari awalan pe- dan akhiran -an dapat menunjukan tempat seperti perumahan, persembunyian, pemakaman dan sebagainya . Sedangkan arti santri sendiri seperti apa ? menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI) santri adalah kata benda yang mempunyai dua makna, pertama orang yang mendalami agama Islam, yang kedua orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, orang sholeh. Dengan begitu pesantren bisa diartikan tempat orang berkumpul untuk belajar Islam.
Pondok pesantren menurut pandangan guru saya yang orang sunda, pondok dalam bahasa sunda artinya pendek, beliau mengartikan bahwa seorang santri yang mondok di pesatren hendaknya ia bisa memendekan hawa nafsu, bermain-main, tidur dan memendekan segala amal dan perbuatan yang tidak baik lainnya, mafhum mukholafah-nya ia dilarang memanjangkan atau memperbanyak menuruti hawa nafsu, bermain-main, tidur dan amal yang tidak baik lainnya. Namun sebenarnya Pondok pesantren secara definitif tidak dibatasi secara tegas melainkan mengandung pengertian yang fleksibel. Jadi belum ada pengertian dan definisi kongkrit karena untuk mengetahui hakikat makna kata "pesantren" secara komperhensif perlu meliputi beberapa unsur.
Sesuai dengan perkembangan dan dinamika zaman yang terus berubah secara cepat tanpa bisa di-rem, maka definisi dan persepsi tentang pondok pesantren menjadi berubah pula. Pada tahap awal pesantren diidentikan dan diberi makna sebagai lembaga pendidikan tradisional, namun zaman sekarang jika pondok pesantren dianggap hanya sebagai lembaga pendidikan tradisional tidak lagi benar 100%.
Ada beberapa pembagian pondok pesantren :
Pesantren salafi : pesantren yang mempertahankan pelajaran dan kurikulum dengan menggunakan metode tradisional misal "sorogan" dan "bandongan" menggunakan kitab kitab klasik dan kurikulum pesantren tersebut tidak dicampuri dengan pelajaran umum, biasanya model pesantren seperti ini masih mempertahankan kemurnian identitas pesantren sebagai sarana "tafaqquh fiddin" mendalami agama, semua kurikulum biasanya berasal atau bersumber dari kitab-kitab klasik yang ditulis ulama terdahulu, pesantren model ini masih bisa kita temui sampai sekarang seperti pesantren Kempek, Cirebon Jawa Barat, pesantren Lirboyo, di kediri jawa timur dan lain-lain.
Pesantren kholafi atau modern : pesantren yang menerapkan sistem pengajaran secara madrasah atau klasikal selain mempelajari ilmu agama juga mempelajari ilmu umum dan membekali santrinya dengan keterampilan semisal keahlian bahasa inggris, bahasa arab, menulis, melukis dan sebagainya. biasanaya merka mempunyai kurikulum sendiri dan tidak menhikuti kurikulum nasional yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga ijazah yang dikeluarkan pesantren tersebut perlu mendapatkan lisensi dari pemerintah untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan. Medel pesantren seperti ini adalah pondok modern Gontor, Ponorogo Jawa Timur.
Pesantren yang menggabungkan metode salaf dan kholaf: pesantren yang mempelajari kitab-kitab klasik dan juga mempelajari pelajaran umum pesantren jenis ini biasanya mempunyai lembaga pendidikan formal sendiri baik berbentuk madrasah (dalam naungan depag) dengan jenjang pendidikan dari ibtidaiyyah sampai Perguruan Tinggi yang tidak hanya meliputi fakultas keagamaan saja namun juga fakultas umum. Contohnya adalah Pesantren Tebu Ireng, Jombang jawa Timur.
Pesantren kilat : pesantren yang berbentuk seperti pelatihan dan sistem pembelajaran secara cepat dan relatif singkat (sebagaimana asal kata kilat yang berarti cepat ) biasanya pesantren ini diadakan ketika liburan sekolah atau pada bulan Ramadhan.
Kesan santri yang dulu seakan dianggap kampungan, kusut, kumal dan budugan sekarang sudah mulai berubah dengan banyaknya pesantren yang melakukan inovasi dalam sistem pendidikan dan kurikulum pesantrennya, sekolah-sekolah umum yang mulai banyak dan beragam semakin menggiurkan para urang tua untuk memasukan anaknya ke sekolah umum karena pandangan dan pikiran mereka yang menggambarkan bahwa pendidikan di sekolah umum lebih menjamin masa depan daripada pesantren, sedikit banyaknya mempengaruhi kuantitas orang yang mau masuk ke pesantren tradisional yang hanya mempelajari ilmu agama saja (menurut pengamatan penulis sendiri), mungkin dengan cara menggabungkan metode tradisional dan modern akan membuat para orang tua calon santri bisa lebih tertarik untuk menyekolahkan anaknya di pondok pesantren, namun sepertinya pembahasan dinamika pondok pesantren memerlukan pembahasan yang cukup panjang, namun disini saya akan mencoba untuk sedikit menggambarkan bagaiman keadaan seorang santri ketika mereka menimba ilmu di pondok pesantren.
Penulis sendiri dulu adalah seorang santri pondok pesantren salafiyyah atau tradisional, saya dulu adalah seorang santri yang kurang konsisten dan istiqomah, maka dari itu saya sering pidah dari satu pesantren ke pesnatren lain, setidaknya ada sekitar 3 pesantren yang telah saya singgahi dalam kurun waktu 4 tahun, dengan segala kekurangan dan kelebihan pesantren masing-masing sudah cukup saya ketahui dan alami. ^_^
pada intinya yang perlu kita ketahui dan sadari bahwa santri adalah seorang pejuang, mujahidin fi sabilillah, mereka berjihad melawan hawa nafsu yang selalu mengajak kepada kejelekan dan kejahatan, berjihad dan berjuang melawan kebodohan, menghilangkan kebodohan dengan terus belajar dan terus mem'bunuh' semua sifat negatif . Mereka adalah salah satu penyebab kefarduan kifayah kepada sebagian muslim untuk memperdalami ilmu syari'ah bisa terpenuhi, sehingga gugurlah kewajiban kepada muslim yang lain, karena jika tidak ada seorangpun yang mendalami syariat maka berdosalah semua umat islam !! Santri adalah penerus, pengganti ulama yang telah wafat, kalau bukan santri siapa lagi ? sebuah syair dari alfiyah yang cocok dengan hal ini :
وما يلي المضاف يأتي خلفا # عنه في الإعراب إذا ما حذفا
Artikel Terkait