Tuesday, 31 January 2012

Negeri Sejuta Pesona II


Edisi kedua dari catatan kecil Negeri Sejuta Pesona.


Sudah terhitung 4 bulan sejak perama kali saya menginjakan kaki di tanah syam yang penuh barokah ini pada tanggal 24 september 2011 dengan penerbangan pesawat Fly Emirates sedangkan rute yang dilalui adalah jakarta-Dubai-Damascus . Menurut bapak pembimbing, perjalanan yang kami tempuh sekitar 12 jam, jadi kita berada di pesawat kurang lebih 12 jam, dengan penerbangan sekelas Fly Emirates yang termasuk penerbangan kelas menengah keatas kalau tidak disebut mewah, perjalanan 12 jam serasa sebentar saja, karena fasilitas dan pelayanan yang lumayan memuaskan, 10 jam perjalanan dari Jakarta ke Dubai, berangkat dari jakarta sekitar jam 00.30 WIB dan sampai di Dubai sekitar jam 05.45 waktu setempat, kemudian transit di Dubai sekitar 7 jam, iya selama tujuh jam kita berada di Dubai sebuah bandara mewah kelas dunia, bandara transit terbesar di dunia, hampir semua jurusan kota tujuan ke seluruh dunia ada di bandara ini, eropa, amerika, afrika, australia, asia melalui Bandara Internasional ini sanggup mencakup seluruh benua di dunia. Ketika transit di dubai kita menemukan hampir semua jenis ras dan kewarga negaraan dari seluruh dunia, dari orang Jepang, India, Cina, Eropa, Afrika, Indonesia, dan tentunya Arab, semua berkumpul di bandara ini, karena transit disini cukup lama saya mencoba untuk menelusuri atau sekedar jalan-jalan untuk mengetahui berbagai jenis manusia di sini, manusia memang diciptakan beragam, kulit yang berbeda-beda, bahasa yang berbeda-beda, suku yang berbeda-beda, Allah menciptakan keberagaman untuk apa? Ingat surat Al-Hujurat ayat 13 ! Allah menjelaskan disana bahwa orang yang paling mulia itu orang yang paling bertaqwa, bukan karena ras, warna kulit, bahasa dan kesukuan, ini perlu digaris bawahi supaya setiap orang bisa menghargai satu sama lain. Maka hendaklah mereka saling mengenal adat dan tradisi masing-masing.

Waktu 4 bulan saya rasa masih belum cukup untuk mengamati dan mendalami negeri penuh pesona dan sejarah ini, semoga kita bisa terus berada di negeri ini dengan aman dan bisa mngambil ilmu sebanyak-banyaknya, aamiiin.

Karena sebagai seorang muslim maka saya tentu tidak lepas dari kewajiban untuk sholat walaupun posisiku adalah musafir, namun karena musafir itu ada rukhsoh atau keringanan maka saya menjama' dan meng"qoshor" sholat dzuhur dan ashar di masjid yang berada di bandara dubai, ternyata ditengah hiruk pikuk di bandara masih ada orang muslim yang ingat Tuhannya, alhamdulillah masjid bandara yang berukuran sedang itu terisi cukup penuh.

Ada kejadian yang lucu dalam perjalanan pesawat dari Jakarta ke Dubai, pada saat itu saya mendapat tempat duduk bertetanggaan dengan seorang perempuan jerman yang masih muda sekitar 23 tahunan, pada saat itu adalah pertama kalinya saya naik pesawat terbang, makanya agak "ndeso" ketika naik pesawat itu, belum tau bagaimana mengoprasikan layanan peswat itu, dari mulai tv untuk menonton film yang disediakan fly emirates, bisa mendengar musik, headset untuk mendengar lantunan Qur'an, dan sebagainya, maka di pesawat itu saya mencoba menanyakan bagaimana cara penggunaan dan cara mengoprasikan layanan tersebut ke perempuan itu menggunakan bahasa inggris dan sekaligus untuk praktek conversation dengan bule, gak habis pikir saya nanya dengan bahasa inggris malah ia jawab dengan bahas indonesia ! Dasar bule ! Akhirnya saya "ngobrol" dengan bahasa indonesia campur ingris !!!, dalam hati saya ketawa sendiri kok bisa-bisanya bule ngomong bahasa indonesia, oh ternyata ia sudah 5 tahun di indonesia mau pulang kampung ke jerman katanya. hahaha sebuah Unforgotable moment.

Alhamdulillah saya sampai di damaskus sekitar pukul 4 sore waktu setempat, di bandara internasional damaskus kami disambut oleh wajah-wajah mahasiswa senior, tatapan yang hangat dan akrab mereka lontarkan kepada kami, terasa kekeluargaannya, seakan mereka menyapa selamat datang kawan di negeri syam yang penuh barokah ini, semoga engkau betah dan bisa mndapatkan ilmu yang bermanfaat.
Semoga kami bisa memanfaatkan kesempatan menimba ilmu di negeri ini dengan sebaik mungkin.

Bismillaah......
ilaahii anta maqshuudi wa ridlooka mathluubii !!!

BACA SELENGKAPNYA>>>>

Selera Bisa Semakin Tinggi



Sebenarnya wanita yang persis mempunyai karakter dan kecantikan seperti "banaat suuriyyah" (gadis-gadis syria) sebagaimana telah diceritakan di note sebelumnya yang berjudul "Mereka seperti Boneka" dapat dilihat di (http://catatankecilsantri.blogspot.com/2012/01/mereka-seperti-boneka.html) sebenarnya mencakup wanita syam secara keseluruhan, syam secara geografi zaman sekarang adalah sebuah wilayah yang meliputi Palestina, Libanon, Suriah, dan sebagian Jordania, karena wilayah syam ini satu geografis maka dari segi musim negara-negari ini memiliki empat musim yang terdiri dari musim panas, musim gugur, musim dingin dan musim semi, musim panas lebih panas daripada indonesia dan musim dingin lebih dingin daripada indonesia, bahkan salju turun di sebagian besar wilayah syam pada saat musim dingin.




Ketika berjalan di komplek "syuuq Hamidiyah" pasar tradisional yang banyak nilai sejarahnya, saya melihat anak-anak sekitar umur 4-6 tahunan yang berwajah imut, menggemaskan, putih, bermata biru dan lincah berlari-lari di depanku, menyapaku, sungguh saya melihatnya dengan perasaan senang, gemas, (bawaannya pengen nyubit gitu ^^) hehehe. "Kok bisa yah orang arab namun penampilan dan fisik seperti orang eropa ?" saya bertanya kepada diri sendiri dalam batin. Tanah ini memang penuh berkah sebagaimana banyak dalil dari Al-Quran dan Al-Hadits yang membicarakan perihal keberkahan tanah syam ini, saya tidak akan membicarakan masalah dalil secara panjang lebar terlebih dahulu karena itu memerlukan pembahasan panjang dan note tersendiri, salah satu hadits menyatakan tentang doa Nabi untuk keberkahan tanah Syam, "Allohumma barik lanaa fi syaamina...... dan seterusnya" keberkahan negeri syam ini diantaranya adalah banyak Nabi, Ulama, Auliyaa dan orang-orang sholeh yang berasal dari Syam ini, bahkan banyak sahabt Nabi yang tinggal di syam dan bahkan ada sekitar 12.000 makam sahabat Nabi di tanah syam ini, Nabi Adam A.S pun konon tinggal di syam, hipotesis saya menyatakan mungkin saja salah satu keberkahan lagi bawa penduduknya itu ramah (menurut sesepuh yang telah mengelilingi timur tengah katanya arab yang paling ramah ya di suriah ini), cantik dan rupawan, kecantikan "banaat syam" mungkin tidak terlalu di explore oleh media baik elekronik dan cetak indonesia, berbeda dengan keadaan "banaat mesir" yang semakin sohor setelah adanya novel-novel Habiburrahman El-Syirozi atau yang sering disebut dengan panggilan akrab Kang Abik yang mengatakan dan menggambarkan bahwa wanita mesir itu paling cantik dan elok, kalau saja Kang Abik ke damascus dulu, mungkin beliau akan berubah pikiran. Hehehe

Salah satu dampak positif atau bisa jadi negatif adalah "selera makin tinggi" begitu kata teman ane, "loh kok bisa ?" saya penasaran. "karena takjub dengan kecantikan orang damascus!! Hehehe" dengan nada agak menaik dan sedikit ketawa. Jadi intinya dampaknya itu negatif atau positif ? Hmmm semua kembali kepad pribadi masing-masing, namun yang perlu digaris bawahi oleh saudara-saudaraku dan diriku pribadi khususnya, hendaklah berfikir rasional supaya tidak stress dan terimalah keadaan dengan besar hati dan lapang dada, toh wanita itu dinikahi yang paling utama karena "agama" lihatlah kesolehannya. InsyaAllah banyak wanita sholihah di Indonesia yang siap menjadi pendamping hidupmu, menjadi buah hati belahan jiwamu.


Jisrnahhaas, damascuss

BACA SELENGKAPNYA>>>>

Pesantren, Santri dan Kebodohan

Pesantren atau kata yang lebih lengkap dan populer sering disebut pondok pesantren (Ponpes) adalah sebuah kata yang berasal dari santri dengan awalan pe- dan akhiran -an yang berarti tempat tingagal santri sebagaimana salah satu makna dari awalan pe- dan akhiran -an dapat menunjukan tempat seperti perumahan, persembunyian, pemakaman dan sebagainya . Sedangkan arti santri sendiri seperti apa ? menurut kamus besar bahasa Indonesia ( KBBI) santri adalah kata benda yang mempunyai dua makna, pertama orang yang mendalami agama Islam, yang kedua orang yang beribadah dengan sungguh-sungguh, orang sholeh. Dengan begitu pesantren bisa diartikan tempat orang berkumpul untuk belajar Islam.

Pondok pesantren menurut pandangan guru saya yang orang sunda, pondok dalam bahasa sunda artinya pendek, beliau mengartikan bahwa seorang santri yang mondok di pesatren hendaknya ia bisa memendekan hawa nafsu, bermain-main, tidur dan memendekan segala amal dan perbuatan yang tidak baik lainnya, mafhum mukholafah-nya ia dilarang memanjangkan atau memperbanyak menuruti hawa nafsu, bermain-main, tidur dan amal yang tidak baik lainnya. Namun sebenarnya Pondok pesantren secara definitif tidak dibatasi secara tegas melainkan mengandung pengertian yang fleksibel. Jadi belum ada pengertian dan definisi kongkrit karena untuk mengetahui hakikat makna kata "pesantren" secara komperhensif perlu meliputi beberapa unsur.

Sesuai dengan perkembangan dan dinamika zaman yang terus berubah secara cepat tanpa bisa di-rem, maka definisi dan persepsi tentang pondok pesantren menjadi berubah pula. Pada tahap awal pesantren diidentikan dan diberi makna sebagai lembaga pendidikan tradisional, namun zaman sekarang jika pondok pesantren dianggap hanya sebagai lembaga pendidikan tradisional tidak lagi benar 100%.

Ada beberapa pembagian pondok pesantren :

Pesantren salafi : pesantren yang mempertahankan pelajaran dan kurikulum dengan menggunakan metode tradisional misal "sorogan" dan "bandongan" menggunakan kitab kitab klasik dan kurikulum pesantren tersebut tidak dicampuri dengan pelajaran umum, biasanya model pesantren seperti ini masih mempertahankan kemurnian identitas pesantren sebagai sarana "tafaqquh fiddin" mendalami agama, semua kurikulum biasanya berasal atau bersumber dari kitab-kitab klasik yang ditulis ulama terdahulu, pesantren model ini masih bisa kita temui sampai sekarang seperti pesantren Kempek, Cirebon Jawa Barat, pesantren Lirboyo, di kediri jawa timur dan lain-lain.

Pesantren kholafi atau modern : pesantren yang menerapkan sistem pengajaran secara madrasah atau klasikal selain mempelajari ilmu agama juga mempelajari ilmu umum dan membekali santrinya dengan keterampilan semisal keahlian bahasa inggris, bahasa arab, menulis, melukis dan sebagainya. biasanaya merka mempunyai kurikulum sendiri dan tidak menhikuti kurikulum nasional yang ditetapkan oleh pemerintah sehingga ijazah yang dikeluarkan pesantren tersebut perlu mendapatkan lisensi dari pemerintah untuk mendapatkan pengakuan kesetaraan. Medel pesantren seperti ini adalah pondok modern Gontor, Ponorogo Jawa Timur.

Pesantren yang menggabungkan metode salaf dan kholaf: pesantren yang mempelajari kitab-kitab klasik dan juga mempelajari pelajaran umum pesantren jenis ini biasanya mempunyai lembaga pendidikan formal sendiri baik berbentuk madrasah (dalam naungan depag) dengan jenjang pendidikan dari ibtidaiyyah sampai Perguruan Tinggi yang tidak hanya meliputi fakultas keagamaan saja namun juga fakultas umum. Contohnya adalah Pesantren Tebu Ireng, Jombang jawa Timur.

Pesantren kilat : pesantren yang berbentuk seperti pelatihan dan sistem pembelajaran secara cepat dan relatif singkat (sebagaimana asal kata kilat yang berarti cepat ) biasanya pesantren ini diadakan ketika liburan sekolah atau pada bulan Ramadhan.

Kesan santri yang dulu seakan dianggap kampungan, kusut, kumal dan budugan sekarang sudah mulai berubah dengan banyaknya pesantren yang melakukan inovasi dalam sistem pendidikan dan kurikulum pesantrennya, sekolah-sekolah umum yang mulai banyak dan beragam semakin menggiurkan para urang tua untuk memasukan anaknya ke sekolah umum karena pandangan dan pikiran mereka yang menggambarkan bahwa pendidikan di sekolah umum lebih menjamin masa depan daripada pesantren, sedikit banyaknya mempengaruhi kuantitas orang yang mau masuk ke pesantren tradisional yang hanya mempelajari ilmu agama saja (menurut pengamatan penulis sendiri), mungkin dengan cara menggabungkan metode tradisional dan modern akan membuat para orang tua calon santri bisa lebih tertarik untuk menyekolahkan anaknya di pondok pesantren, namun sepertinya pembahasan dinamika pondok pesantren memerlukan pembahasan yang cukup panjang, namun disini saya akan mencoba untuk sedikit menggambarkan bagaiman keadaan seorang santri ketika mereka menimba ilmu di pondok pesantren.

Penulis sendiri dulu adalah seorang santri pondok pesantren salafiyyah atau tradisional, saya dulu adalah seorang santri yang kurang konsisten dan istiqomah, maka dari itu saya sering pidah dari satu pesantren ke pesnatren lain, setidaknya ada sekitar 3 pesantren yang telah saya singgahi dalam kurun waktu 4 tahun, dengan segala kekurangan dan kelebihan pesantren masing-masing sudah cukup saya ketahui dan alami. ^_^

pada intinya yang perlu kita ketahui dan sadari bahwa santri adalah seorang pejuang, mujahidin fi sabilillah, mereka berjihad melawan hawa nafsu yang selalu mengajak kepada kejelekan dan kejahatan, berjihad dan berjuang melawan kebodohan, menghilangkan kebodohan dengan terus belajar dan terus mem'bunuh' semua sifat negatif . Mereka adalah salah satu penyebab kefarduan kifayah kepada sebagian muslim untuk memperdalami ilmu syari'ah bisa terpenuhi, sehingga gugurlah kewajiban kepada muslim yang lain, karena jika tidak ada seorangpun yang mendalami syariat maka berdosalah semua umat islam !! Santri adalah penerus, pengganti ulama yang telah wafat, kalau bukan santri siapa lagi ? sebuah syair dari alfiyah yang cocok dengan hal ini :

 وما يلي المضاف يأتي خلفا # عنه في الإعراب إذا ما حذفا




BACA SELENGKAPNYA>>>>

Wednesday, 25 January 2012

Mereka Seperti Boneka

"Wah cantik bener tuh cewek kaya boneka ya" cletuk teman ane ketika melihat "banaat suuriyyah" gadis-gadis syria yang sedang berjalan di trotoar dan berhadap-hadapan dengan kita ketika jalan menuju kampus, kalau kata orang jawa "rarae koyo golek yo" kata orang sunda " meuni geulis pisan eta istri teh nepika jiga boneka" kalimat-kalimat semisal dan senada dengan kalimat diatas sering banget saya dengar dari teman-teman mahasiswa indonesia di damascus ini, dalam kasus ini menurut saya sangatlah wajar dan normal-normal saja selama dalam batas koridor yang tidak melanggar syara' dengan melihat tanpa nafsu dan menundukan pandangan ketika pandangan ke dua, namun bagaimanapun mata lelaki secara naluri suka dengan sesuatu yang "herang" dan "indah" untuk dipandang, makanya saya tidak aneh dengan teman yang berargumen kepada saya katanya "mubadzir dan ! kalau sampe ga dilihat, hehehehe" sambil tersenyum "Hmmm kalau begitu berusahalah untuk menundukan pandangan jangan malu-maluin gitu, pandangan pertama sih wajar tapi yo jangan terus-terusan dipandang, kan ga etis !" kata ane. Mungkin bagaikan orang desa yang baru masuk kota, ketika melihat mobil mewah mereka pastinya takjub dan kagum karena di desa mereka biasanya hanya mengenal gerobak dan delman saja, mungkin seperti itu gambaran "sebagian" mahasiswa disini ketika melihat "banaat suuriyyah" yang cantik-cantik.

Emangnya seperti apa sih cantiknya ? Hmmm ada saudara saya yang ngomong " jika ada 1O orang suriah maka yang cantik itu ada 20" "loh kok bisa?" tanyaku penasaran. "Karena bayangannya juga cantik dan!" "aaah bisa aja kau !" Sahutku. Namun intinya mereka memang benar-benar cantik dan anggun dengan wajah yang imut, hidung mancung, kulit putih, mata indah bahkan banyak yang beroptik warna biru atau coklat secara alami (tanpa soft lens), tubuhnya tegap dan tinggi, dan seteeerusnya....bahkan teman ane mengatakan bahwa wanita disini seperti wanita eropa saja terutamanya francis, damascus bahkan mendapat julukan parisnya arab, dan saya baru tahu bahwa bahasa kedua yang diajarkan di sekolah umum adalah bahasa prancis, kalau masalah fashion disini tidak kalah wah-nya dengan barat makanya tidak heran banyak toko salah satunya tempat yang saya kenal denga nama "syuuq hamroo" (suatu komplek pertokoan khusus yg dijual adalah busana perempuan) yang menjual pakaian dan busana dengan model pakaian dan fashion ala barat dan paris sebagai kiblat fashion barat, hmmmmm mungkin ini salah satu strategi barat untuk menghancurkan umat islam dari segi fashion sehingga bayak wanita muslimah yang berpakaian dengan ketat dan model yang mencolok, jujur saya sangat prihatin dengan keadaan ini, namun saya kagum alhamdulillah masih banyak juga muslimah yang memakai pakaian yang layak dan menutup aurat secara sempurna di sini.

Kalau mau mencari wanita yang akan dijadikan pendamping alias dinikahi hanya menilai dan mencari kecantikan dzohir maka saya akan merekomendasikan wanita suriah sebagai calonnya, namun perlu diingat bahwa yang terpenting adalah agama. "fadzfar bidzaatiddiin taribat yadaak" carilah karena agama maka engkau akan selamat begitu pesan Nabi kita, wanita memang dicari dan dinikahi karena 4 perkara kecantikan, harta, keturunan dan agamanya, mancari wanita yang melingkupi dan memenuhi kriteria yang 4 ini dirasa sulit dan bahkan mustahil, maka cukuplah dengan yang punya "agama" alias sholihaah, taqwa kepada Allah dan taat kepada suami. Kecantikan itu sebuah perkara yang relatif dan kontemporer, relatif artinya penilaian orang bisa berbeda-beda, kontemporer artinya adalah sementara, ya begitulah kecantikan dzohir yang akan hilang dengan semakin bertambahnya umur, tanpa terasa nanti ketika umur menginjak kepala 3 ada sedikit kriput di wajah, dan walaupun memakai obat dan dioprasi semahal apapun tidak ada orang yang bisa melawan kekeriputan ini.

Selain itu mahar wanita suriah terhitung mahal dan sulit, teman sekelas ane orang suriah juga mengeluhkan hal ini kepadaku dan ia menanyakan bagaimana mahar wanita indonesia, ya saya jawab kalau mahar wanita indonesia ga semahal dan sesulit wanita suriah, kata dia bahwa mahar disini paling murah sekitar 100.000 lira suriy, kalau dirupiahkan sekitar 20 juta, itulah yang menghalanginya belum nikah sampe sekarang katanya. Mereka cantik dan menyadari kecantikannya begitulah mereka, sehingga sulit bagi yang berpenampilan "pas-pasan" untuk mendapatkannya kecuali ia punya dompet yang tebal :).

Ditulis melalui hp kesayangan ^^
(bersambung insyaallaah)

BACA SELENGKAPNYA>>>>

Tuesday, 24 January 2012

Negeri Sejuta Pesona I

Ketika melihat anak-anak kecil damascus yang sedang belajar mengaji dan "talaqi qiroat" ke syeikh Samir ingatan saya terlempar beberpa tahun ke belakang saya teringat masa-masa kecil yang begitu lugu dan polosnya ketika dimasukan ke pondok pesantren "salafiyah" mengapa di sebut salafiyah ? Karena pondok tersebut masih menggunakan sistem pembelajaran tradisional misal memperlajari kitab kuning (istilah untuk kitab-kitab berbahasa arab gundul yg dicetak dengan kertas berwarna kuning maupun putih) secara "bandongan" dan "sorogan" yang telah diajarkan sejak zaman dahulu oleh pendahulu ulama kita dan biasanya di pesantren model ini hanya mempelajari kitab-kitab kuning saja dari berbagai macam atau cabang keilmuan dalam khazanah islam dimulai dari nahwu, shorof yang merupakan ilmu kunci bagi setiap santri yang ingin mempelajari ilmu keagamaan lebih jauh, diibaratkan keduanya itu ibu bapak dari cabang ilmu lainya yang sebab dari keduanya bisa mendapat atau mengusai cabang ilmu yang lainya semisal ilmu tauhid, ilmu fiqh, ilmu ushul fiqh, ilmu balaghoh (bayan, majaz dll), ilmu tafsir, ilmu hadits dan sebagainya namun sekarang pesantren mulai ber"evolusi" dengan adanya pondok-pondok modern semisal Gontor yang juga mempelajari bahasa Inggris dan pelajaran umum, dan adapula pondok pesantren yang semi modern, yaitu memadukan antara dua metode antara tradisional dan modern. 

Selalu ada masa-masa yang tidak bisa dilupakan di pondok dulu, mulai dari sendal yang selalu hilang entah dipakai oleh siapa alias di "ghoshob", ketika ada santri yang datang setelah cuti liburan dan ia "wajib" membawa "adrahi atau IN" (oleh-oleh biasanya berupa makanan) dan langsung di serbu oleh kawan kawan santri yang ngga tahu kenapa perasaannya itu lapar terus hihihihi, mungkin memang begitulah santri yang kurang makan :) melihat santri yang hafal kitab-kitab semisal alfiyah, imriti, nadhom maqsud, dan sebaginya rasanya ingin seperti mereka, rasnya itu "panas" di telinga seakan ia menyindir diriku, "aku saja bisa kok kamu ga bisa!!", santri yang nakal yang suka pacaran secara sembunyi-sembunyi, namun sebaik-baik tupai meloncat pasti jatuh juga :) sebaik-baik menyembunyikan ketahuan juga akhirnya, surat-suratan dengan santriah (alhamdulillah saya belum pernah ^^) main sepak bola memakai sarung, hahaha dan masih banyak moment yang unforgotable lainya :) 

namun satu hal yang perlu di garis bawahi bahwa mereka para santri adalah seorang penuntut ilmu yang sedang berjuang di jalan Allah untuk menghidupkan ilmu-ilmu agama sekaligus mengangkat sebuah kewajiban fardhu kifayah untuk mempelajari dan memperdalami ilmu agama yang berarti kewajiban mempelajari cabang-cabang ilmu kepada orang-orang muslim dipenuhi dan digugurkan oleh mereka, namun ilmu agama mulai hilang seiring dengan wafatnya ulama, ilmu diangkat oleh Allah dengan wafatnya ulama, sedih rasanya jika ada berita ada kiai atau ulama yang meninggal yang bertanda ilmu sudah diangkat, santri adalah sebagai penerus para ulama, ya mereka adalah penerus, tonggak perjuangan ada pada punduk mereka, kalau bukan santri siapa lagi ? 


Ruknudien, Damascus 




Masjid Umawi



BACA SELENGKAPNYA>>>>
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...