“Wah
cantik bener tuh cewek kaya boneka ya” cletuk teman ane ketika melihat
“
banaat suuriyyah” gadis-gadis suriah yang sedang berjalan di trotoar
yang sedang berpapasan dan berhadap-hadapan dengan kita ketika jalan
menuju kampus, kalau kata orang jawa “ayu nemen iku wadon cak, rarae
koyo golek yo” kata orang sunda ” meuni geulis pisan eta istri teh
nepika jiga boneka” kalimat-kalimat semisal dan senada dengan kalimat
diatas sering banget saya dengar dari teman-teman mahasiswa Indonesia di Damascus ini, dalam kasus ini menurut saya sangatlah wajar
dan normal-normal saja selama dalam batas koridor yang tidak melanggar
syariat yaitu melihat atau memandang tanpa nafsu syahwat dan menundukan
pandangan ketika pandangan ke dua, namun bagaimanapun mata lelaki secara
naluri suka dengan sesuatu yang “berkilau” dan “indah” untuk dipandang,
makanya saya tidak aneh dengan teman yang berargumen kepada saya
katanya “mubadzir bro, kalau sampe ga dilihat, hehehehe” sambil
tersenyum “Hmmm kalau begitu berusahalah untuk menundukan pandangan
jangan malu-maluin gitu, pandangan pertama sih wajar tapi yo jangan
terus-terusan dipandang, kan ga etis !” kata ane. Mungkin bagaikan orang
desa yang baru masuk kota, ketika melihat mobil mewah mereka pastinya
takjub dan kagum karena di desa mereka biasanya hanya mengenal gerobak
dan delman saja, mungkin seperti itu gambaran “sebagian” mahasiswa
disini ketika melihat “banaat suuriyyah” yang cantik-cantik.
Emangnya seperti apa sih cantiknya ? Hmmm ada seorang bapak yang sudah
berpengalaman mengelilingi negara-negara arab pernah berujar kepada saya
” jika ada 1O orang suriah maka yang cantik itu ada 20″ “loh kok bisa?”
tanyaku penasaran. “Karena bayangannya juga cantik !” “aaah bisa aja
bapak !” Sahutku. Namun intinya mereka memang benar-benar cantik dan
anggun dengan wajah yang imut, hidung mancung, kulit putih, mata indah
bahkan banyak yang berlensa warna biru atau coklat secara alami (tanpa
soft lens), tubuhnya tegap dan tinggi, dan gambaran keindahan
seteeerusnya….bahkan teman ane mengatakan bahwa wanita disini seperti
wanita eropa saja terutamanya Francis, Damascus bahkan mendapat julukan
parisnya arab karena keindahan dan eksotisnya yang hampir sama, dan saya
baru tahu bahwa bahasa kedua setelah bahasa arab yang diajarkan di
sekolah umum adalah bahasa prancis, kalau masalah fashion disini tidak
kalah wah-nya dengan barat makanya tidak heran banyak toko salah satunya
tempat yang saya kenal denga nama “syuuq hamroo” (suatu komplek
pertokoan khusus yg dijual adalah busana perempuan) yang menjual pakaian
dan busana dengan model pakaian yang beragam dan berwarna warni dan
juga tak ketinggalan ada pula fashion ala barat dan paris sebagai kiblat
fashion barat, mungkin ini salah satu strategi barat untuk
menghancurkan umat islam dari segi fashion sehingga bayak wanita
muslimah yang berpakaian dengan ketat dan model yang mencolok, jujur
saya sangat prihatin dengan keadaan ini, namun saya kagum alhamdulillah
masih banyak juga muslimah yang memakai pakaian yang layak dan menutup
aurat secara sempurna di sini.
Kalau mau mencari wanita yang
akan dijadikan pendamping alias dinikahi hanya menilai dan mencari
kecantikan dzohir maka saya akan merekomendasikan wanita suriah sebagai
calonnya, namun perlu diingat bahwa yang terpenting adalah agama.
“fadzfar bidzaatiddiin taribat yadaak” carilah karena agama maka engkau
akan selamat begitu pesan Nabi kita, wanita memang dicari dan dinikahi
karena 4 perkara kecantikan, harta, keturunan dan agamanya, mancari
wanita yang melingkupi dan memenuhi kriteria yang 4 ini dirasa sulit dan
bahkan mustahil, maka cukuplah dengan yang punya “agama” alias
sholihaah, taqwa kepada Allah dan taat kepada suami. Kecantikan itu
sebuah perkara yang relatif dan kontemporer, relatif artinya penilaian
orang bisa berbeda-beda, kontemporer artinya adalah sementara, ya
begitulah kecantikan dzohir yang akan hilang dengan semakin bertambahnya
umur, tanpa terasa nanti ketika umur menginjak kepala 3 ada sedikit
kriput di wajah, dan walaupun memakai obat dan dioprasi semahal apapun
tidak ada orang yang bisa melawan kekeriputan ini.
Selain itu
mahar wanita suriah terhitung mahal dan sulit, teman sekelas ane orang
suriah juga mengeluhkan hal ini kepadaku dan ia menanyakan bagaimana
mahar wanita indonesia, ya saya jawab kalau mahar wanita indonesia ga
semahal dan sesulit wanita suriah, kata dia bahwa mahar disini paling
murah sekitar 100.000 lira suriyah, kalau dirupiahkan sekitar 20 juta,
itulah yang menghalanginya belum nikah sampe sekarang katanya. Mereka
cantik dan menyadari kecantikannya begitulah mereka, sehingga sulit bagi
yang berpenampilan “pas-pasan” untuk mendapatkannya kecuali ia punya
dompet yang tebal :).
Kecantikan lahiriah memang boleh menjadi kriteria untuk memilih pasangan, namun kecantikan itu tidak ada apa-apanya jika tidak disertai dengan kecantikan bathin alias kecantikan dari dalam dengan hati yang baik, akhlaq yang indah dan pikiran yang positif.